Jumat, 28 Mei 2010

RINDU SEKOLAH BERWAWASAN SYARIAH

Suatu hari dipagi hari Senin, 24 Mei 2010/10 Jumadil Tsaniah 1431 H, datang seorang murid mendatangi kami saat istirahat sekolah. Dia menghampiriku untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau usulan untuk bisa diterapkan dan diwujudkan dalam lingkungan sekolah. Dia mengusulkan 5 buah pikiran. Tiga usulan yang kami ingat adalah pertama dia menginginkan agar sebelum mata pelajaran pertama dimulai agar kiranya pihak sekolah memprogramkan pembacaan Al-Qur'an yang dipandu oleh guru masing-masing setiap kelas. Hal ini penting dilakukan karena dia memperhatikan banyak siswa yang tidak pandai baca Al-Qur'an dan sangat minimnya jam pelajaran Agama Islam. kedua, dia menginginkan agar setiap muslimah diwajibkan memakai jilbab, untuk menutup auratnya, kecuali bagi siswa yang non muslimah. Ketiga, dia menginginkan agar selain gambar-gambar tokoh nasional juga tokoh-tokoh Islam nasional dan dunia juga dipampang agar menjadi idola para siswa karena kesalehanannya.
Kami katakan, ide, pikiran, gagasan dan usulan yang kamu sampaikan adalah sangat luar biasa. Jarang seorang siswa memiliki pemikiran yang seperti itu. Kepeduliannya dan kerinduannya pada lingkungan sekolah yang Islami dan syar'i begitu menakjubkannya. Dari seorang siswa yang bukan hanya puas untuk dirinya tapi ingin keberkahan dan kemuliaan muslim dan muslimah dilingkungan habitat yang Islami. Aku katakan kepadanya, pemikiran dan usulan yang sangat jarang diusulkan pada umumnya siswa sekalipun guru dan kepala sekolah patut diberikan apresiasi yang tinggi. Oleh karena itu aku berikan kepahaman kompleksitas untuk mewujudkannya. Kelihatannya mudah, cukup dengan instruksi kepala sekolah kepada pembina Rohis dan guru-guru Agama Islam. Ini perlu kerjasama semua pihak dari semua sivitas akademika, membangun kedasaran bersama dan bertekad untuk mensetting lingkungan sekolah bernuansa Islami dan syar'i.
Sekolah negeri dan sekolah swasta yang berada dibawah Yayasan Islam atau pesantren sangat berbeda dalam menyikapi hal ini. Tidak ada masalah bagi sekolah-sekolah yang berada dibawah Yayasan Islam/Pesantren. Namun bagi sekolah-sekolah negeri ada batasan-batasan dan tidak sebebas sekolah-sekolah Islam. Tidak ada jaminan mayoritas aparat sekolah dan siswa yang muslim dengan mengembangkan sekolah berwawasan syariah, karena ini harus diperjuangkan. Kesadaran kita akan syariah perlu kita benahi.

Apa itu Syariah?
Syariah, secara literal, Mawrid al-Ma’(sumber mata air)
Syariah, secara terminologis, sistem yang mengatur hu-
bungan antara manusia dengan Allah, dirinya dan sesama-
nya (Mahmud Syaltut, al-Islam Aqidatan wa Syari’atan)
Lingkup Syariah meliputi :
Akidah (Tauhid)
Ibadah (Shalat,
Zakat, Puasa, Haji dan
Jihad)
Politik Pemerintahan
Ekonomi
Sosial
Akhlak
Pakaian,
Makanan
Minuman
Pendidikan
Peradilan
Dll.

Apa Bedanya Syariah
dan Fiqih?
Syariah, secara terminologis, sistem yang mengatur hu-
bungan antara manusia dengan Allah, dirinya dan sesama-
nya (Mahmud Syaltut, al-Islam Aqidatan wa Syari’atan).
Fiqih, secara terminologis, ilmu tentang hukum-hukum
syariah yang digali dari dalil-dalil hukum secara
terperinci.
Jadi, Fiqih bagian dari Syariah. Syariah tidak bisa dipisah-
kan dari Fiqih.

Ada Apa di Balik Penerapan
Syariah Islam?
Menjaga agama, seperti hukuman bunuh bagi orang murtad
Menjaga keturunan, seperti hukum wajibnya memenuhi kebu
tuhan seksual melalui pernikahan, bukan perzinaan
Menjaga kehormatan, seperti diharamkannya qadzaf
Menjaga akal, seperti diharamkannya minuman keras, narko
ba, dan sejenisnya.
Menjaga harta, seperti diharamkannya pencurian, dan dipo
tongnya tangan pencuri.
Menjaga negara, seperti diharamkannya sparatisme, dan
diperanginya kaum spararis, dan bughat.
Menjaga jiwa, seperti diharamkannya membunuh orang yang
haram darahnya, dan sanksi qishashbagi pelakunya.
Penerapan syariat Islam dalam lingkungan sekolah berusaha untuk mengatur muslim muslimah agar memenuhi syariat-syariat yang dianggap penting bagi pembelajaran ibadah dan pembentukan akhlak yang sangat terbatas, dengan dibatasi ruang dan waktu pendidikan. Semoga kita berusaha untuk menerapkan pembelajaran agama Islam dengan penerapan syariah terbatas hingga menjadikan sekolah berwawasan Islami yang diridhoiNya, amin. Kita rindu itu, mari kita wujudkan sekolah bernuansa syariah. Mari kita belajar dari suksesnya bank-bank yang bernuansakan syariah ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar